Apasih Teknologi Ramah Lingkungan Itu?

Perubahan zaman yang makin moderen rupanya diikuti oleh menyusutnya kesadaran manusia untuk perduli kepada lingkungan. Walau sebenarnya, lingkungan atau alam sekitar...

Gedung EDITT, Gedung Berkonsep Ramah Lingkungan

Saatnya negara di Asia mencoba untuk peduli terhadap lingkungan, tepatnya di Singapura. Gedung EDITT (Ecological Design in The Tropics) yang dibuat oleh...

10 Mobil Ferrari Berkonsep Ramah Lingkungan

Tak ingin dikenal sebagai produsen yang hanya memproduksi supercar berkecepatan tinggi yang boros bahan bakar, Ferrari juga tengah berencana menghadirkan mobil-mobil yang eco-friendly...

Desain Toilet Masa Depan yang Ramah Lingkungan

Toilet siram telah melayani dunia selama lebih dari 130 tahun namun kini desain standar ini telah diberi sentuhan ramah lingkungan...

Panel Surya, Penghasil Listrik Ramah Lingkungan

Tidak asing lagi bagi warga nergara indonesia jika mendengar kata Panel Surya, ya Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya matahari menjadi...

Selasa, 29 Juli 2014

Mobil Bahan Bakar Angin

Semakin banyak orang kini berusaha mencari terobosan guna membuat energi alternatif. Hal itu setidaknya dipengaruhi melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM) yang kian hari dirasa semakin mencekik. Salah satu terobosan dilakukan oleh seorang dokter di Surabaya, adalah Helmy Djafar. Pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini mencoba sebuah riset mengenai mobil berbahan bakar angin.

Awalnya Helmy hanya sekedar hobi utak atik pada 15 tahun lalu. Ketika itu ia memiliki prototipe mobil terbang yang digerakkan dengan gelombang suara. "Saya suka utak-atik, jadi masih bentuk mainan digerakkan dengan suara," kata Helmy

Usai sering melakukan banyak uji coba, pria 44 tahun itu lalu mengajak beberapa temannya seperti Adang Mansur, M Iksan dan Sumadji. Mereka bertiga kemudian membuat konsep mengenai mobil berbahan bakar angin. Mobil tersebut didesain dengan menggunakan alat bantu berupa tabung oksigen berisi 56 liter. Lalu, mereka mencari sebuah mobil bekas bermerk Daihatsu Hi Jet senilai Rp 7,5 juta dan dibongkar seluruh mesinnya serta hanya disisakan sasis, kemudi serta persnelingnya.

Satu tabung berisi angin tersebut kata Helmy bisa menempuh jarak tiga sampai empat kilometer. "Coba kalau bagian lekukan tempat duduk kita kasih tabung, lalu diatas kita kasih tabung jadi total 24, maka tinggal dikali tiga saja jarak tempuhnya," kata Helmy. Memang, lanjut Helmy mobil karyanya tersebut jauh dari kata sempurna. Akan tetapi terdapat banyak keuntungan apabila nantinya benar-benar dipasarkan ke seluruh rakyat Indonesia dengan harga yang murah, meski biaya produksinya sangat mahal, mencapai Rp 300 Juta.
"Total biaya riset sampai 300 juta, ratusan kali gagal," kata Helmy.

Mobil berbahan bakar udara ini lanjut Helmy juga sangat irit dibandingkan dengan mobil listrik. Tiap 10 kilometer biaya yang dihabiskan tidak lebih dari Rp 100. Tidak hanya itu, emisi gas buang dari kendaraan ini juga bisa dimanfaatkan menjadi pendingin ruangan atau AC yang dipakai di dalam mobil.

"Ini udara biasa posisinya dimampatkan, outputnya jadi AC dingin. Jadi, mesinnya kalau habis dipakai, pertama itu ada bunga esnya," katanya.

Video Mobil Bahan Bakar Angin:
Sumber: tribunnews.com

Senin, 28 Juli 2014

Panel Surya, Penghasil Listrik Ramah Lingkungan

Tidak asing lagi bagi warga nergara indonesia jika mendengar kata Panel Surya, ya Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik. Dinamakan sel surya karena Matahari merupakan sumber energi cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan.

Energi surya merupakan sumber energi yang paling berlimpah di planet Bumi kita. Terdapat berbagai jenis energi surya dan cara untuk mendapatkannya. Namun, modul photovoltaic (atau PV atau fotovoltaik) dengan cepat jadi terkenal karena keefisiensiannya yang meningkat dan kemudahan dalam penggunaannya. Fotovoltaik dikenal luas dengan nama Panel Surya.

Energi yang berasal dari matahari memang dianggap sebagai sumber energi yang paling bersih dari semua energi yang tersedia. Energi surya tidak perlu digali, tidak usah diangkut ke sana-kemari, juga tidak membutuhkan eksplorasi berongkos mahal untuk menemukannya. Selain itu, energi surya merupakan sumber daya berkelanjutan. Jadi, selama ada matahari, kita akan memiliki listrik.
Sampai sekarang, fotovoltaik berada di peringkat satu dalam cara mengumpulkan cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi. 

 Modul PV datang dengan berbagai jenis dan ukuran serta digunakan sebagai solusi listrik untuk berbagai tujuan berbeda seperti perumahan dan komersial.  

Bagaimana Panel Surya Bekerja?

Pada dasarnya, panel surya fotovoltaik menciptakan listrik dengan cara mengubah cahaya matahari menjadi energi. Proses ini dikenal dengan nama "efek fotovoltaik". “Fotovoltaik” sendiri berarti cahaya listrik. Anda mungkin memperhatikan bahwa perangkat kecil tertentu, seperti kalkulator bertenaga surya, tidak akan bekerja dalam gelap. Namun, saat terkena cahaya matahari, kalkulator tersebut akan bekerja dengan baik. Ini adalah contoh kecil generator listrik yang langsung diterapkan pada benda-benda dalam kehidupan sehari-hari.

Sekarang ini, sudah banyak orang yang menerangi halaman atau jalan dengan lampu taman bertenaga surya. Dan, kalau Anda perhatikan lampu lalu lintas dan lampu di jalan raya, itu juga menggunakan panel surya. Mayoritas model PV terbuat dari mineral silikon. Sel-sel surya pada dasarnya menciptakan listrik dengan mengubah foton cahaya menjadi elektron. “Efek fotovoltaik” terjadi ketika foton cahaya dari matahari menyerang sel-sel ini. Sebagian energi diserap ke dalam silikon dan menggantikan elektron yang mulai mengalir.

Untuk memanfaatkan aliran elektron ini, elektron ditarik ke dalam medan magnet yang bermuatan positif dan kontak logam bermuatan negatif di bagian atas dan bawah sel, menghasilkan arus listrik searah, atau DC. Penggunaan DC ke AC inverter. Arus DC diubah menjadi arus bolak-balik, yang kemudian dapat digunakan untuk energi peralatan listrik.

Bergantung pada konstruksinya, panel fotovoltaik bisa menghasilkan listrik untuk berbagai frekuensi cahaya. Namun, biasanya tidak bisa menutupi keseluruhan rentang cahaya (khususnya ultraviolet, infra merah dan cahaya rendah atau tersebar). Oleh karena itu, banyak energi matahari yang terbuang oleh panel ini, dan cahaya buangan ini bisa memberikan efisiensi yang jauh lebih tinggi jika diterangi dengan cahaya monokromatik.

Hal ini memunculkan konsep desain lainnya, yaitu membagi cahaya ke dalam rentang panjang gelombang berbeda dan mengarahkan cahaya ke sel-sel berbeda sesuai dengan rentang cahayanya. Cahaya ini telah diproyeksikan dan mampu meningkatkan efisiensinya sebesar 50 persen.

Apa saja kelebihan penggunaan panel surya?

1. Ramah lingkungan
Untuk sebuah alasan yang jelas, penggunaan panel tenaga surya adalah sebuah langkah yang ramah lingkungan dan dianggap sebagai salah satu sumber listrik yang paling “hijau.” Karena panel ini bergantung pada sumber energi terbarukan, tidak ada ketakutan dari berkurangnya sumber daya alam lainnya.

2. Mengurangi tagihan listrik
Dengan beralih ke energi matahari, Anda akan menghemat uang Anda untuk tagihan listrik setiap bulannya. Bahkan, jika tagihan listrik terus naik dalam beberapa bulan ke depan, Anda akan memiliki ketenangan pikiran dengan mengetahui bahwa sumber energi di rumah Anda didasarkan pada tenaga surya.

3. Rendah perawatan
Panel tenaga surya tidak memiliki bagian yang bergerak dan sangat mudah digunakan. Setelah diatur dengan benar, panel tidak akan berubah-ubah dan akan terus bekerja selama bertahun-tahun. Bahkan, banyak produsen yang memiliki garansi selama 25 tahun untuk panel buatan pabriknya.

4. Efisien
Tidak peduli di mana Anda tinggal, di pedalaman atau di pegunungan, asalkan ada cahaya matahari, kemungkinan besar Anda bisa menggunakan panel tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan Anda akan listrik.
Panel ini sangat tangguh dan sangat bisa beradaptasi pada kondisi iklim. Beberapa model panel tenaga surya terbaru didesain cukup efisien untuk tetap bekerja dengan baik, meskipun tanpa menghadap langsung ke matahari, dan beberapa di antaranya bahkan bisa menghasilkan listrik di bawah tutupan awan.

Sumber: anneahira.com

Kulkas Tanpa Freon dan Listrik

Kulkas tanpa listrik dan freon? terdengar mustahil bukan? Tapi kedua pelajar asal Indonesia ini bisa menciptakan kulkas tanpa kedua elemen tersebut?

Adalah Muhtaza Aziziya Syafiq (16) dan Anjani Rahma Putri (17) dari SMA 2 Sekayu, Banyuasin, Sumatra Selatan, yang sukses mengukir prestasi gemilang di kancah internasional. Keduanya meraih Grand Award for 3rd dan Special Award dalam kompetisi peneliti muda bertajuk Intel-International Science Engineering Fair (Intel-ISEF) di Amerika Serikat.

Prestasi Aziziya dan Anjani itu diraih dengan penelitian yang cukup menarik. Mereka berdua meneliti penciptaan kulkas tanpa freon dan listrik. Atas penghargaan ini, mereka mendapatkan hadiah uang tunai USD 10 ribu (Rp 114 juta). Kedatangan mereka berdua di Bandara Soekarno-Hatta kemarin pagi, disambut Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar.

Aziziya menuturkan, dia dan kawannya meneliti kulkas tanpa freon dan listrik diawali dari kondisi lingkungan tempat tinggalnya. “Di tempat kami listrik terbatas. Jadi harus diciptakan suatu terobosan,” ujar dia. Menurutnya, keberadaan kulkas bagi masyarakat setempat sangat penting. Sebab kampungnya memiliki potensi sayur dan buah-buahan yang cukup bagus.

“Kalau tidak disimpan di dalam lemari pendingin, potensi sayur dan buah-buahan itu sayang sekali,” kata dia. Aziziya menuturkan ia dan temannya mengganti penggunaan freon dengan etanol (etil alkohol/alkohol murni) yang sangat mudah didapat masyarakat. Dengan proses kimia yang mudah, penggunaan etanol itu bisa menggantikan penggunaan freon untuk menciptakan kulkas.

Aziziya menuturkan kulkas yang mereka ciptakan diberi nama “Green Refrigerant Box”. Kotak pendingin ramah lingkungan itu mampu menurunkan suhu dari 28 derajat celcius ke suhu 5,5 derajat celcius. Selama ini penelitian itu dilakukan di laboratorium SMA 2 Sekayu, Banyuasin.

Pendamping tim Abu Amar mengatakan, pada awalnya sempat khawatir penelitian ini akan ditolak dewan juri. Sebab pada saat penjurian tingkat pertama, dewan juri sempat menyebutkan ada beberapa kekurangan. “Kami deg-degan. Tapi Alhamdulillah setelah ada perbaikan, kami bisa mendapatkan award spesial,” ujarnya.

Harris Iskandar menuturkan, prestasi delegasi Indonesia ini sangat istimewa. “Apalagi pada ajang ini, kali pertama Kemendikbud mengirimkan tim untuk Intel-ISEF,” jelas dia. Menurut Harris, prestasi gemilang ini menunjukkan masa depan pendidikan Indonesia cerah. Dia mengatakan Aziziya dan Anjani disiapkan beasiswa unggulan untuk kuliah di luar negeri maupun dalam negeri.

“Kami juga komunikasi dengan Kemenkum HAM untuk mematenkan penelitian mereka,” papar Harris. Dia berharap prestasi ini bisa menular ke pelajar-pelajar Indonesia lainnya.

Gimana? Mantep bukan pelajar indonesia? ya... begitulah sebenarnya pelajar pelajar indonesia itu pinter pinter tapi kurang praktek, oleh karena itu sedikit pelajar yang berhasil dan sukses.

Previous Post